LombokPost-Warga Desa Lingkok Berenge, Kecamatan Janapria, Lombok Tengah meminta Pemprov NTB memberi sentuhan di sektor pertanian dan UKM. Hal ini disampaikan masyarakat saat menerima kunjungan Dinas Koperasi UKM NTB dalam program Jumat Salam.
Desa Lingkok Berenge terbagi menjadi delapan dusun dengan jumlah penduduk mencapai 3.164 jiwa. Mayoritas warga memiliki pekerjaan sebagai 935 orang atau 29,55 persen, petani berjumlah 483 orang atau 15,26 persen, serta menjadi pelaku UKM kerajinan.
Permasalahan utama di desa ini adalah pengairan untuk pertanian. Ketua P3A menjelaskan irigasi yang ada sudah tertimbun dan hanya mampu mengairi lahan 30 persen pertanian selebihnya mengandalkan tadah hujan.
Selain itu, kelangkaan pupuk juga menjadi kendala yang berat yang sangat rumit. Misalnya dari 90 orang petani yang diusulkan untuk mendapatkan pupuk subsidi, tetapi hanya 50 persen yang dapat. Adapun pupuk yang bukan subsidi selain harganya mahal juga langka.
Kemudian dari sektor UKM, Ketua Perajin Rotan Muksidin mengatakan kegiatan kerajinan saat ini sangat lesu. Padahal sebelum pandemi covid-19 mampu dipasarkan sampai Jakarta dan Bali. ”Kami disini masih mengalami kesulitan pemasaran. Kesulitan modal juga menjadi alasan lesunya sektor kerajinan,” katanya.
Muksidin menambahkan, perajin juga masih kesulitan mengakses modal. Masyarakat mengalami kendala saat ingin meminjam ke Bank. Karena kesulitan tersebut, masyarakat mengandalkan jasa joki. Hampir 80 persen masyarakat menggunakan jasa joki ini.
Sementara itu, warga desa, Huriah mengatakan bahwa perempuan di desa ini memiliki potensi untuk dikembangkan jika mereka mendapat kesempatan. Khususnya diberikan pelatihan seperti pengolahan makanan dan kerajinan. ”Pelaku UMKM perempuan perlu dikembangkan dan membutuhkan pendampingan khusus sehingga mereka mampu bersaing,” katanya.
Sekretaris Dinas Koperasi UKM NTB, Muhammad Fauzan menyampaikan untuk permasalah permodalan, pemasaran hasil kerajinan dan peningkatan kapasitas UMKM perempuan, bisa ditangani melalui pelatihan keterampilan yang menjadi program UPTD Balai Diklat Koperasi UKM. ”Untuk kendala pertanian akan kami teruskan ke OPD terkait untuk ditindaklanjut,” katanya.
Kabid Fasilitas Pembiayaan Simpan Pinjam, Baiq Ayu Juwita Mayasari mengatakan masyarakat bisa mengakses permodalan melalui KUR. Dimana pinjaman Bank tersebut bunganya disubsidi pemerintah. Ayu menegaskan bahwa proses pembiayaan UMKM tidak susah dan ada petugas pendamping KUR yang siap memberikan pendampingan bagi UMKM dalam proses meminjam modal usaha ke Bank.
Kepala UPTD Balatkop UKM Dikdik Kusnandika mengatakan pihaknya siap mengakomodir pengrajin rotan atau ketak dan masyarakat lainnya yang tergolong kurang mampu. Mereka bisa mengikuti diklat khusus penyintas kemiskinan ekstrem, dengan empat pilihan jenis keterampilan yaitu cukur, pijat, kerajinan dan pengolahan makan.
Untuk kesulitan pemasaran bisa diatasi dengan mengikuti Diklat Digital Marketing, karena di era ini jika pemasarannya masih konvensional akan sulit bersaing, dengan sistem digital marketing jangkauan pemasarannya tak terbatas, bisa skala nasional bahkan internasional. (puj/r12)